25 Januari 2008

Diskusi: Standardized Variables vs Unstandardized Variables

Diskusi ini saya ambil berdasarkan email di milis multivariate_SEM@yahoogroups.com yang diasuh Prof. Imam Ghozali. Biar yang lain juga bisa baca dari sumber ini, saya muatkan di sini dengan sedikit penyesuaian. Dan tentu saja diskusi yang saya angkat ini yang saya juga terlibat dalam menjawab email tersebut.
Pertanyaannya (dari bung Utomo – dapat dilihat di milis) sbb:
1. Bagaimana konsekuensinya jika yang dibaca adalah unstandardized coefficient, secara statistik/ekonometri?
2. Bagaimana konsekuensinya jika yang dibaca adalah standardized coefficient, secara statistik/ekonometri?
3. Apakah ada ketentuan untuk memilih penggunaannya?

Bagian dari diskusi milis dari saya:
Jika yang dimaksud standardized coef adalah beta coef (bukan koefisien beta di teori keuangan), berarti itu adalah koefisien parameter regresi dari standardized variables. Standardized variables adalah variabel-variabel yang datanya telah distandardisasi dengan standar deviasi masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun variabel-variabel independennya.
Jadi, output regresi yang dihasilkan software tertentu (misalnya SPSS), beta coefficient/ standardized coefficient, dihasilkan melalui proses tersebut. Kalau yang unstandardized coef, berarti regresi dihasilkan dengan menggunakan variabel biasa (tidak distandardisasi), tetap menggunakan unit skala dan ukuran aslinya.
Bisa jadi kita melakukan regresi dengan standardized variable adalah untuk mendapatkan koefisien yang memiliki basis unit yang sama, sehingga (dalam multiple regression) kita dapat membandingkan secara langsung antar variabel indenpenden, dalam pengaruhnya masing-masing terhadap variabel dependen. Variabel dependen mana yang berpengaruh lebih besar terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besar kecilnya masing-masing koefisien (beta) regressor.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dicatat jika menggunakan beta coefficient. Pertama, model regresi kita merupakan regression trough the origin alias tidak lagi memiliki intersep. Untuk ukuran goodness of fit, kita tidak dapat lagi menggunakan R square biasa. Kedua, interpretasi koefisien (beta) jadi sulit, karena kita harus selalu mengkaitkannya dengan standar deviasi variabel.
*Tentu saja (jika besaran koefisien regresi dapat diinterpretasi) , unstandardized coef lebih baik dan mudah untuk dibaca, di samping itu dengan unstandardized variable, R square biasa dapat dipergunakan.*Keunggulan standardized coef (beta) adalah dapat membandingkan pengaruh variabel independen (seperti saya diskusikan di atas). Keunggulan ini juga dapat dihasilkan dengan regresi menggunakan variabel yang di-logaritma (natural)-kan, dengan kondisi tertentu.
Jadi silahkan dipilih mana yang akan digunakan. Juga sebenarnya standardized variable tidak tergantung skala atau unit pengukuran data lho.